MENGAJAR ITU MENYENANGKAN

 



MENGAJAR ITU MENYENANGKAN

Oleh: Tuti Umyati

Guru SMPN 1 Ciseeng Kab. Bogor

 

Mengajar di era Pandemi Covid-19 membutuhkan inovasi dan kreativias guru dalam menyampaikan pembelajaran. Berbagai kendala terjadi ketika pembelajaran dilaksanakan secara online. Di sekolah kami, di tiap kelas ada saja beberapa siswa yang tidak memiliki HP, ada juga yang HP nya bergantian dengan orang tuanya karena orang tuanya berprofesi sebagai ojek online. Belum lagi kendala kuota internet, kebanyakan siswa beli paket murah meriah yang dikenal dengan “Paceng” alias paket goceng atau paket internet seharga lima ribu rupiah yang hanya bisa untuk WA.

Berbagai cara dan metode mengajar kami coba terapkan, mulai dari Google Class Room, Google Meet, Zoom meeting, dan aplikasi-aplikasi lainnya yang bisa memfasilitasi pembelajaran Online. Namun tidak semua jenis aplikasi pembelajaran daring bisa diakses oleh siswa. Siswa yang hanya mampu membeli paceng, hanya bisa mengakses pembelajaran lewat WA. Bantuan kuota internet dari Kemendikbud ternyata tidak bisa dinikmati oleh semua siswa. Banyak siswa yang tidak bisa menerima bantuan kuota tersebut karena berbagai macam kendala teknis. Pada akhirnya pemebelajaran daring di sekolah kami menggunakan aplikasi online yang bisa dijangkau oleh hampir semua siswa, yaitu WA. Itupun masih ada siswa yang tidak bisa mengakses karena tidak memiliki HP.

Namun kami tidak meyerah begitu saja, siswa yang tidak memiliki HP, bisa datang ke sekolah untuk mengambil lembar tugas yang telah kami siapkan dari setiap Mata Pelajaran. Untuk siswa yang tetap tidak merespon, kami lakukan home visit. Berbagai peristiwa yang mengharukan, menyedihkan, menggemaskan bahkan terkadang membuat kita tersenyum dan tertawa kita temukan pada saat home visit. Ada siswa yang terpaksa harus bekerja karena desakan ekonomi keluarga, ada yang sibuk berjualan online, ada yang berjualan di pasar, sehingga mereka lupa kalau mereka sebenarnya masih seoran pelajar.  Ada juga siswa yang setiap hari minta kuota kepada orang tuanya tapi tidak pernah mengerjakan tugas. Kuota internetnya hanya digunakan untuk bermain game online.

Situasi Pandemi  Covid-19 Yang mengharuskan pembelajaran secara daring dan Belajar Dari Rumah (BDR) membuat sebagian siswa terlena dengan aktivitas mereka di rumah dan melalaikan tugas belajar mereka.  Kurangnya perhatian dari orang tua terhadap aktivitas Belajar Dari Rumah juga manjadi salah satu penyebab siswa tidak mengikuti dan tidak melaksanakan pembelajaran secara daring.

Bersyukur saat ini Pandemi Covid-19 sudah mulai mereda, sehingga pembelajaran tatap muka bisa dilaksanakan walaupun dengan model Pertemuan Tatap Muka Terbatas yang dikenal dengan istilah “PTM Terbatas”.

Pada pembelajaran dengan Tatap Muka Terbatas tersebut, kehadiran siswa ke sekolah dibatasi, baik jumlah hari maupun jumlah siswa per kelas. Begitu juga agar jaga jarak bisa dilakukan, setiap kelas diisi separuh siswa saja, separuh lagi masuk hari berikutnya. Dengan kondisi seperti ini, para kepala sekolah dan guru harus terus berinovasi dan berkreasi mencari model pembelajaran efektif dan efisien yang bisa diterapkan pada kondisi di tersebut.

Salah satu model yang dapat diterapkan pada kondisi Pembelajaran Tatap Muka Tebatas ini saya mencoba menerapkan model Flipped Classroom (Pembelajaran Terbalik) dan Kuis. Flipped classroom adalah model pembelajaran di mana siswa sebelum belajar di kelas mempelajari materi lebih dahulu di rumah sesuai dengan tugas yang diberikan oleh guru. Metode ini juga dapat diterapkan oleh guru ketika ada  siswa yang tidak hadir di kelas karena suatu alasan. Guru dapat mengirimkan materi pelajaran berupa video atau slide tentang pelajaran yang diajarkan dan dikirim kepada siswa yang tidak hadir tersebut.

Di Amerika serikat model Flipped Classroom ini digunakan oleh Jon Bergmann dan Aaron Sams, guru Kimia di SMA Woodland Park, Colorado. Metode ini digunakan untuk membantu para siswa yang tidak masuk kelas dengan membuat video pembelajran tentang apa yang sudah diajarkan. Hasilnya sangat bagus dan siswa dapat mengikuti pembelajaran dan tidak ketinggalan.

Sebelum guru membahas materi pada saat tatap muka di kelas, guru sudah memberikan tugas terlebih dahulu kepada siswa untuk mempelajari materi yang ada pada media pembelajaran. Model ini menuntut siswa untuk lebih mandiri dan lebih aktif karena dorongan keingintahuan mereka menjadi lebih tinggi.  

Model ini cocok dan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Era Industry 4.0. dimana model ini membutuhkan kesiapan guru dalam merancang RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan media pembelajaran yang sesuai.

Selanjutnya setelah materi dibahas, dilanjutkan dengan kuis. Kuis menurut kamus Besar Bahasa Indonesia berarti “Ujian lisan atau tertulis yang singkat”, dan menurut Wikipedia Bahasa Indonesia Kuis berasal dari Bahasa Inggris Quiz, yang merupakan padanan kata atau sinonim untuk permainan teka teki, yang biasanya berhadiah.

Kuis yang saya terapkan di kelas, berupa pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya singkat dan dijawab secara lisan. Kuis diberikan secara kelompok. Setiap kelas dibagi menjadi 8 kelompok. Setiap kelompok diberi lambang yang berbeda (Misalnya lambing bintang, bulan sabit, lingkaran dan sebagainya). Setiap kelompok diberi kesempatan memilih nomor soal yang akan dijawab. Kelompok yang dapat menjawab 3 atau 4 pertanyaan  dan berurutan baik secara vertikal, horizontal, atau diagonal, maka kelompok itulah yang menjadi juara atau kelompok terbaik. Kelompok terbaik diberi hadiah.

Penerapan model ini membuat siswa semangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Model ini merupakan salah satu solusi dan alternatif dalam menyikapi situasi pembelajaran di masa Covid-19.

Kita semua berharap Covid-19 bisa segera berlalu dari bumi Indonesia dan dunia, agar dunia pendidikan bisa berjalan dengan normal.  Namun demikian apapun kondisinya kita para guru harus tetap semangat dalam mendidik siswa-siswi yang merupakan generasi penerus bangsa. Para Gurulah yang akan memberi warna  para generasi penerus bangsa. Para gurulah yang akan menempa dan membentuk para peserta didik menjadi bongkahan emas dan berlian pada masa yang akan datang.

Semangat untuk menciptakan generasi gemilang yang bertaqwa, berakhlakul karimah, mandiri, bertanggung jawab, cerdas dan tangguh dalam menghadapi tantangan zaman tidak pernah boleh surut. Tetaplah kokoh berdiri dan semangat dalam mendidik putra putri bangsa. Mengajar dengan hati yang dilakukan dengan penuh keihklasan akan menjadikan pembelajaran menjadi menyenangkan.  Semoga Allah SWT. selalu memberikan kesehatan, kekuatan lahir dan bathin serta selalu menghunjamkan keihklasan dalam dada setiap guru dalam mengemban tugasnya yang begitu mulia.


Komentar

  1. https://terbitkanbukugratis.id/wijaya/11/2021/talaga-sampireun/, kalau mau kopdar, enak di kota bintang, di sana ada talaga sampireun

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Komitmen Menulis Di Blog

Ide Menulis Bagi Guru

Menulis adalah passion saya