Mengatasi Writer's Block

 RESUME PERTEMUAN KE-7



NARASUMBER    : Ditta Widya Utami, S. Pd. Gr.

MODERATOR       : Maesaroh

HARI/TANGGAL  : Senin, 18 Oktober 2021

OLEH                     : Tuti Umyati


Pendahuluan

Pertemuan ke-7 malam ini dimoderatori oleh Ibu Maesaroh seorang blogger millenial yang sudah tidak asing lagi di kelas Belajar Menulis asuhan Om Jay,  Adapun narasumber yang membersamai kita pada malam hari ini adalah seorang narasumber cantik dan cerdas yang berasal dari kota Subang yaitu Ibu Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr. Sederet prestasi telah diraihnya, diantaranya Penghargaan Bupati Subang (2020), Penghargaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang sebagai guru berprestasi (2021), dan sederet prestasi lainnya dibidang literasi  yang sangar membanggakan hingga karyanya mampu menembus Penerbit Mayor. Sunguh luar biasa dan sangat menginspirasi. Untuk lebih mengenal sosok narasumber hebat nan muda dan cantik pada pertemuan ke-7 ini dapat kita simak pada link berikut ini: https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html

Pertemuan malam ini diawali dengan peserta membuat tulisan bebas menggunakan 3 kata, yaitu HUJAN, PAGI, HANTU.

Hujan yang terus mengguyur seakan tak kunjung berhenti

Membuatku larut dalam dingin yang mencekam

Hingga pagi menjelang hujan masih terus menghantui

Membuatku larut dalam diam


Isi Resume

Pada pertemuan ke-7 ini narasumber menjelaskan dengan cerdas dan lugas apa itu Writer's Block? dan Bagaimana cara mengatasinya?

Wikipedia mengartikan writer's block sebagai "Keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya. Keadaan ini bisa menimpa penulis pemula maupun profesional.


WB  bisa terjadi pada siapa saja, tidak terbatas pada penulis buku saja. Blogger, mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir, screen writer (penulis naskah seperti untuk film, sinetron), script writer (penulis teks untuk dibacakan pembaca berita), dll juga bisa mengalami WB.

Namun demikian tidak perlu khawatir apabila kita mengalami apa yang disebut dengan Writr's Block. Pada penjelasan berikutnya narasumber memaparkan bahwa WB disa diatasi sebagaimana dituliskan dalam sebuah artikel di idntimes disebutkan bahwa berdasarkan sebuah penelitian dari Yale psychologists pada tahun 1970 dan 80-an yang akhir-akhir ini kembali ditinjau New Yorker, writer's block merupakan hal yang konkrit dan fenomena yang bisa diatasi.

Adapun hal-hal yang menjadi penyebab Writer's Block adalah sebagai berikut:


1. Topik yang asing atau mencoba metode baru dalam menulis bisa membuat kita mengalami WB.

Solusi untuk mengatasinya antara lain bisa dengan mempelajari lebih seksama terkait metode baru tersebut (misal terbiasa menulis cerpen kemudian harus menulis KTI). Atau jika terkait tema, kita bisa jeda sedikit saat menulis lalu membaca referensi tambahan terkait tema untuk memperkaya wawasan dan kosa kata.

2. Stress juga bisa jadi penyebab WB.

Anda yang terlalu khawatir dengan penilaian orang, bisa jadi menyimpan tulisan untuk dikenang, alias disimpan sendiri.

"Orang bakal suka gak ya? Ini dah sesuai KBBI belum ya? Diksinya dah oke belum ya?" daaan berbagai pertanyaan sejenis bisa membuat kita terserang WB.

Untuk kasus ini, saya selalu ingatkan pada diri sendiri bahwa "kita tak akan pernah bisa membuat semua orang suka dengan kita, tapi yakinlah bahwa apa yang kita tulis akan tetap bermanfaat minimal bagi diri sendiri (bukankah menulis pun bisa jadi terapi psikologi? Hehe).

3. Lelah fisik/mental

WB bisa juga menjadi indikator bahwa fisik/mental kita sedang lelah. Banyak pekerjaan misalnya. Selain lelah fisik, work under pressure juga bisa menyebabkan kita lelah secara mental. Nah, saat ini terjadi, yuk ambil nafas sejenak dan rehatlah.  Refresh kembali hati, fisik dan pikiran kita.

4. Terlalu perfeksionis.

Terlalu perfeksionis juga bisa membuat WB. Misalnya tulisan kita harus dibaca ratusan dan ribuan orang (kalo gak gitu gak akan nulis). Tulisannya harus jadi juara lomba (kalo gitu mungkin g bakal ikut lomba). Memiliki target dalam menulis itu penting. Tapi jangan sampai hal tersebut membuat kita terlalu perfeksionis sehingga malah kehilangan ide ide baru untuk menulis.

Simulasi yang tadi kita lakukan adalah contoh dari menulis bebas. Namanya juga menulis bebas, aturan penggunaan tanda baca dll yang sesuai PUEBI bisa dikesampingkan terlebih dahulu, yang penting nulis dulu. Kalau pun masih ada yang salah, kita masih bisa memperbaikinya di keesokan hari atau di kesempatan lain.

Tak percaya, silakan cek lagi beberapa tulisan Bapak/Ibu. Masih ada yang typo, belum menggunakan tanda baca, dsb. But it's ok. Mengapa? Karena hal tersebut bisa kita revisi lagi.

Salah satu cara menyembuhkan WB yaitu dengan cara melakukan kegiatan menulis bebas secara rutin. Dengan melakukan kegiatan menulis bebas secara rutin, kita bahkan bisa menemukan ide-ide baru untuk menulis banyak hal lain.

Melansir dari laman Writer’s Digest, menulis bebas akan membantu melatih otak dalam hal menggali kata-kata yang sebenarnya sudah ada di dalam kepala sejak lama, dan memberikan tempat untuk kata-kata baru tersebut dalam proyek tulisan yang sedang kita kerjakan saat ini. 

Salah satu contoh tulisan menulis bebas yang pernah saya buat, tapi sudah versi revisinya, berjudul Saat Mulut Bekerja Lebih Cepat dari pada Otak.

https://dittawidyautami.blogspot.com/2021/07/saat-mulut-bekerja-lebih-cepat-daripada.html 


Pada sesi tanya  jawab seorang peserta dari Jakarta yang bernama Pak Rusmana melontarkan sebuah pertanyaan yang mungkin sering dialami  penulis, tentang berapa lama WB bisa terjadi pada seorang penulis?


Dengan cerdas narasumber menjawab: Tergantung seberapa cepat seorang penulis mampu mengatasi kondisi BW tersebut. Dengan kata lain, WB bisa terjadi dalam hitungan menit, jam, hari, bulan, bahkan bertahun-tahun. Penulis itu sendirilah yang harus segera menghentikannya. Kalau kita tak segera bangkit atasi WB, tentu karya tulis tak akan jadi jadi. Atau ... Jadi namun dengan hasil yang pas pasan (contohnya karena mau tak mau memang harus dikumpulkan seperti laporan).


Kesimpulan

Materi pertemuan ke-7 pada malam hari ini sungguh menambah pengetahuan baru buat saya. Kesimpulan yang dapat say ambil dari pertemuan ke-7 ini, bahwa WB adalah sebuah fenomena yang nyata dan dapat terjadi pada penulis mana saja, apakah dia penulis buku, blogger, penulis naskah film, dan lain sebagainya. 

Ada beberapa penyebab WB, diantaranya yaitu: Topik yang asing atau mncoba metode baru, stress, lelah secara fisik maupun mental, dan  terlalu perfeksionis.

Namun WB tidak perlu dikhawatirkan atau ditakutkan karena dapat disembuhkan atau dihilangkan diantarnya dengan banyak membaca referensi sesuai dengan tema yang sedang kita tulis,  tumbuhkan rasa percaya diri tidak perlu merasa takut dengan apa yang kita tulis, rehat dan rileks sejenak apabila sudah lelah, jangan terlalu prefeksionis dalam menulis. Ketika ada kesalahan kita masih bisa memperbaikinya di lain waktu. Membuat out line juga dapat dijadikan latihan dalam menulis.



Teruslah menulis
Semakin sering menulis
Semakin terampil dalam menulis




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Komitmen Menulis Di Blog

Ide Menulis Bagi Guru

Menulis adalah passion saya